Kehadiran Suzuki Ertiga Diesel Hybrid yang diluncurkan Suzuki Indomobil Sales (SIS) langsung menjadi sorotan utama pada media nasional Indonesia. Selain menjadi satu-satunya MPV sejuta umat yang menawarkan bermesin diesel, tetapi juga berani menempelkan kata hybrid melihat pada teknologinya.
Lalu seperti apa sih, teknologi hybrid yang dimiliki Ertiga Diesel, apa sama seperti Toyota Prius yang sudah lebih dulu ada di Indonesia? Atau seperti Mitsubishi Outlander PHEV yang tidak jadi-jadi dipasarkan di Indonesia, meski sudah dijanjikan berkali-kali sebelumnya? Simak penjelasannya, berikut ini.
Sistem hibrida pada Ertiga Diesel merupakan teknologi ringan yang dikembangkan tanpa menggunakan baterai khusus seperti lithium pada mobil full hybrid seperti Prius atau CR-Z.
Marketing Director SIS 4W Donny Saputra, menjelaskan, hibrida pada Ertiga Diesel dikembangkan melalui teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Sistem ini terdiri dari tiga komponen utama, yakni mesin diesel, aki berkapasitas besar (70 Ah), dan teknologi Integrated Starter Generator (ISG).
"Intinya kami mencoba untuk memanfaatkan apa yang sudah ada, kami melakukan riset untuk mengolah kembali tenaga yang terbuang menjadi terpakai.
Sistemnya kami buat simpel dengan menggunakan aki berkapasitas besar, bukan baterai lithium seperti full hybrid," ucap Donny kepada KompasOtomotif dalam sesi media test drive di Rancamaya, Bogor, Rabu (8/2/2017).
Sistem hibrida ringan ditunjang dengan beberapa komponen utama, contohnya seperti aktuator yang merupakan pengembangan dari alternator. Setelah itu dikolaborasikan dengan teknologi ISG, sistem ini memiliki dua fungsi berbeda, yakni sebagai generator untuk menangkap dan menyimpan energi ke
baterai ketika deselerasi (lepas gas), serta sebagai motor penambah daya ke mesin saat akselerasi (injak gas).
Ketika dalam kondisi idle atau berhenti tanpa menginjak pedal kopling, fitur start stop system akan bekerja yang membuat mesin mati. Aki akan mengambil alih untuk menggantikan sumber tenaga saat mesin mobil mati, sehingga memungkinkan fungsi kelistrikan tetap berjalan normal. Aki dengan
daya lebih besar juga sengaja dipilih untuk menggerakkan motor ISG saat mesin akan me-restart mesin saat menginjak kopling dari posisi idle. Head of Brand Development and Marketing Research 4W PT SIS Harold Donnel, ikut menjelaskan mengenai sistem hibrida pada Ertiga Diesel. Menurut
Harold, secara fungsi antara full dan mild hybrid tidak jauh berbeda, hanya saja pada teknologi mild hybrid di Ertiga dirancang lebih sederhana.
"Kalau full hybrid itu lebih mendominasi sistem kelistrikan di bandingkan mesin utama, sedangkan sistem hybrid ringan di Ertiga kebalikannya. Jadi mesin dieselnya masih mendominasi, pengertian mudahnya seperti itu," ucap Harold di waktu yang sama.
Lalu seperti apa sih, teknologi hybrid yang dimiliki Ertiga Diesel, apa sama seperti Toyota Prius yang sudah lebih dulu ada di Indonesia? Atau seperti Mitsubishi Outlander PHEV yang tidak jadi-jadi dipasarkan di Indonesia, meski sudah dijanjikan berkali-kali sebelumnya? Simak penjelasannya, berikut ini.
Sistem hibrida pada Ertiga Diesel merupakan teknologi ringan yang dikembangkan tanpa menggunakan baterai khusus seperti lithium pada mobil full hybrid seperti Prius atau CR-Z.
Marketing Director SIS 4W Donny Saputra, menjelaskan, hibrida pada Ertiga Diesel dikembangkan melalui teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVS). Sistem ini terdiri dari tiga komponen utama, yakni mesin diesel, aki berkapasitas besar (70 Ah), dan teknologi Integrated Starter Generator (ISG).
"Intinya kami mencoba untuk memanfaatkan apa yang sudah ada, kami melakukan riset untuk mengolah kembali tenaga yang terbuang menjadi terpakai.
Sistemnya kami buat simpel dengan menggunakan aki berkapasitas besar, bukan baterai lithium seperti full hybrid," ucap Donny kepada KompasOtomotif dalam sesi media test drive di Rancamaya, Bogor, Rabu (8/2/2017).
Sistem hibrida ringan ditunjang dengan beberapa komponen utama, contohnya seperti aktuator yang merupakan pengembangan dari alternator. Setelah itu dikolaborasikan dengan teknologi ISG, sistem ini memiliki dua fungsi berbeda, yakni sebagai generator untuk menangkap dan menyimpan energi ke
baterai ketika deselerasi (lepas gas), serta sebagai motor penambah daya ke mesin saat akselerasi (injak gas).
Ketika dalam kondisi idle atau berhenti tanpa menginjak pedal kopling, fitur start stop system akan bekerja yang membuat mesin mati. Aki akan mengambil alih untuk menggantikan sumber tenaga saat mesin mobil mati, sehingga memungkinkan fungsi kelistrikan tetap berjalan normal. Aki dengan
daya lebih besar juga sengaja dipilih untuk menggerakkan motor ISG saat mesin akan me-restart mesin saat menginjak kopling dari posisi idle. Head of Brand Development and Marketing Research 4W PT SIS Harold Donnel, ikut menjelaskan mengenai sistem hibrida pada Ertiga Diesel. Menurut
Harold, secara fungsi antara full dan mild hybrid tidak jauh berbeda, hanya saja pada teknologi mild hybrid di Ertiga dirancang lebih sederhana.
"Kalau full hybrid itu lebih mendominasi sistem kelistrikan di bandingkan mesin utama, sedangkan sistem hybrid ringan di Ertiga kebalikannya. Jadi mesin dieselnya masih mendominasi, pengertian mudahnya seperti itu," ucap Harold di waktu yang sama.
0 Komentar untuk "Inilah Alasan Emblem Hybrid Suzuki Ertiga Diesel "